Guestbook

Jenis - Jenis Skala Pengukuran

19.00 Edit This 0 Comments »

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur. Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan, dan Sosial antara lain :

A. Skala Linkert
Skala linkert pertama kali dikembangkan oleh Rensis Linkert pada tahun 1932 dalam
mengukur sikap masyarakat. Dalam skala ini hanya menggunakan item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk. Item yang pasti disenangi, disukai, yang baik, diberi tanda negatif (-). Total skor merupakan penjumlahan skor responsi dari responden yang hasilnya ditafsirkan sebagai posisi responden. Skala ini menggunakan ukuran ordinal sehingga dapat membuat ranking walaupun tidak diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya.

Prosedur dalam membuat skala linkert adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan item-item yang cukup banyak dan relevan dengan masalah yang sedang diteliti,
berupa item yang cukup terang disukai dan yang cukup terang tidak disukai
2. Item-item tersebut dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti.
3. Pengumpulan responsi dari responden untuk kemudian diberikan skor, untuk jawaban yang
memberikan indikasi menyenangi diberi skor tertinggi.
4. Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing item dari individu tersebut
5. Responsi dianalisa untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata batasan antara skor
tinggi dan skor rendah dalam skala total. Untuk mempertahankan konsistensi internal dari
pertanyaan maka item yang tidak menunjukkan korelasi dengan total skor atau tidak
menunjukkan beda yang nyata apakah masuk kedalam skor tinggi atau rendah dibuang.

Kelebihan skala linkert:
1. Dalam menyusun skala, item-item yang tidak jelas korelasinya masih dapat dimasukkan dalam skala.
2. Lebih mudah membuatnya dari pada skala thurstone.
3. Mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi dibanding skala thurstone untuk jumlah item yang
sama. Juga dapat memperlihatkan item yang dinyatakan dalam beberapa responsi alternatif.
4. Dapat memberikan keterangan yang lebih nyata tentang pendapatan atau sikap responden.

Kelemahan skala linkert:
1. Hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat membandingkan berapakali
individu lebih baik dari individu lainya.
2. Kadang kala total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, banyak pola responsi
terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama.
Validitas dari skala linkert masih memerlukan penelitian empirik.

B. Skala Guttman
Skala Guttman dikembangkan oleh Louis Guttman. Skala ini mempunyai ciri penting, yaitu
merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel yang multi dimensi, sehingga skala ini termasuk mempunyai sifat undimensional. Skala Guttman yang disebut juga metode scalogram atau analisa skala (scale analysis) sangat baik untuk menyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut isi universal (universe of content) atau atribut universal (universe attribute). Dalam prosedur Guttman, suatu atribut universal mempunyai dimensi satu jika menghasilkan suatu skala kumulatif yang sempurna.

Skala pengukuran dengan tipe ini, akan diperoleh jawaban yang tegas, yaitu "ya" atau "tidak"; "benar" atau "salah"; "pernah" atau "tidak pernah"; "positif" atau "negatif", dan sebagainya. Data yang di peroleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif).

Contoh :
1. Bagaimana pendapat Anda jika biaya pendidikan naik ?
a. setuju
b. tidak setuju

2. Pernakah Kepala Sekolah melakukan pemeriksaan di ruang kelas Anda ?
a. pernah
b. tidak pernah

Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi 1 dan terendah 0.

Kelemahan pokok dari Skala Guttman, yaitu:
1. Skala ini bisa jadi tidak mungkin menjadi dasar yang efektif baik intuk mengukur sikap
terhadap objek yang kompleks atau pun untuk membuat prediksi tentang perilaku objek
tersebut.
2. Satu skala bisa saja mempunyai dimensi tunggal untuk satu kelompok tetapi ganda untuk
kelompok lain, ataupun berdimensi satu untuk satu waktu dan mempunyai dimensi ganda untuk
waktu yang lain.


Prof. Dr. Sugiyono, "Metodologi Penelitian Pendidikan"

0 komentar: